Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia yg Paling Lengkap

Nastain
By Nastain 28 Min Read

Bangsa Indonesia telah mengalami pasang surut dalam perjalanannya menjadi negara berkedaulatan, di mulai dari jaman kerajaan yang sempat jaya di bawah tampuk pimpinan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Kemudian Bangsa Indonesia juga memasuki masa kilonialisme dan imperialisme sehingga menjadi bumi jajahan dari negara lain. Kemudian sampailah pada masa kemerdekaan, pada 17 Agustus 1945. Banyak perjuangan, pengorbanan, darah dan air mata untuk mewujudkan adanya Kedaulatan Negara Republik Indonesia sebagai negara yang merdeka. Maka dari itu, berikut ini akan digambarkan bagaimana proses sejarah perjuangan Bangsa Indonesia untuk meraih kedaulatannya sebagai negara merdeka.

Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia
Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia | Pixabay

Sejarah Perjuangan Indonesia terbagi menjadi 2 periode, yaitu : Perjuangan Bangsa Indonesia sebelum merdeka dan Perjuangan Bangsa Indonesia setelah merdeka. Pada masa sebelum merdeka, Bangsa Indonesia sudah mengalami beberapa perjuangan melawan para pendatang asing. Pada awalnya bangsa Indonesia menerima kehadiran mereka dengan baik karena kebanyakan dari mereka bertujuan untuk berdagang. Namun setelah perdagangan mereka kian maju dan bahkan mampu menguasai perekonomian Bangsa Indonesia, mereka mulai menancapkan pengaruh dan kekuasaan mereka. Ibaratnya saat awal mereka hanya nebeng jualan, lalu karena keuntungannya sangat besar mereka mulai membeli lahan-lahan untuk dikuasai. Setelah lahan dikuasai dan kekayaan semakin bertambah, mereka mulai mengusik penguasa setempat hingga terjadilah adu kuasa kemudian pecahlah perang di daerah-daerah untuk melawan para penjajah. Dimulai dari masa kedatangan portugal, kemudian diikuti spanyol,belanda, Inggris dan jepang.

Walau para penjajah menorehkan luka yang sangat dalam dan penderitaan yang tidak sedikit bagi bangsa kita, namun memang butuh bersakit-sakit dahulu baru berenang kemudian untuk mendapatkan negara Indonesia menjadi berdaulat penuh. Ternyata, walau dengan membawa dampak menyakitkan, kedatangan para penjajah membawa perubahan pada Bangsa Indonesia yaitu dalam bidang pendidikan. Pendidikan dari barat, secara tidak langsung telah membangkitkan kesadaran Bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan. Dari situlah Bangsa Indonesia mengerti tentang organisasi, politik dan cara meraih kedaulatan. Setelah Merdeka, Perjuangan Bangsa Indonesia tidak ada habisnya diterpa cobaan. Meraih sesuatu itu sulit namun lebih sulit lagi mempertahankannya, begitupun dengan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Kedaulatannya selalu diancam oleh berbagai pemberontakan dan pengkhianatan.

Namun berkat kesigapan, kesatuan dan kekompakan dari para pejuang yang sangat loyal dan berani mempertaruhkan segalanya demi Bangsa, Negara Indonesia tetap kokoh walau didera banyak cobaan. Berikut ini akan uraian lengkap tentang Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia sebelum meraih kemerdekaan dan sesudah meraih kemerdekaan.

  1. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan.

Perjuangan Bangsa Indonesia sebelum kemerdekaan dilakukan terhadap pendatang asing yang mencoba melakukan perebutan kekuasaan di daerah-daerah. Hal yang melatar belakangi kedatangan penjajah khususnya bangsa barat adalah adanya runtuhnya kekaisaran romawi, perang salib, Jatuhnya Kota Konstatinopel ke tangan Turki Utsmani, dan adanya penjelajahan samudra. Berikut ini akan dijelaskan tahap kedatangan bangsa barat ke Indonesia.

  1. Portugis.

Keberhasilan Colombus menemukan daerah baru, membuat penasaran raja Portugis ( Sekarang Portugal), Manuel I. Raja Portugis kemudian memanggil pelaut ulungnya Vasco da Gama untuk melakukan ekspedisi menjelajahi samudra mencari Tanah Hindia yang merupakan daerah penghasil rempah-rempah. Sebelumnya sudah ada pelaut Portugis, bernama Bartholomeus Diaz, yang melakukan pelayaran ke wilayah Timur, dengan menelusuri pantai Barat Afrika. Namun karena dikepung ombak besar, dia tidak melanjutkan perjalanan dan berlabuh di ujung selatan benua Afrika, yang kemudian dinamakan Tanjung Harapan dan berbalik kembali ke Portugis. Pelayaran yang tertunda ini dalanjutkan oleh Vasco da Gama Pada Juli 1497. Atas petunjuk dari pelaut Bangsa Moor yang telah disewanya rombongan Vasco da Gama melanjutkan penjelajahan, berlayar menuju pantai timur Afnika kemudian berbelok ke kanan untuk mengarungi Lautan Hindia (Samudra Indonesia). Pada tahun 1498 rombongan Vasco da Gama mendarat India Setelah beberapa tahun tinggal di India, orang-orang Portugis mendengarkan bahwa Malaka merupakan kota pusat perdagangan rempah-rempah. Oleh karena itu, di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque disiapkan lanjutan penjelajahan ke Malaka. Dengan kru dan armadanya Alfonso de Albuquerque berangkat ke Malaka untuk menguasainya. Pada tahun 1512 terjadi perlawanan yang dilansir dari pemuka masyarakat yang bernama Pate Kadir (Katir). Pate Kadir adalah tokoh kepala suku Jawa yang ada di Malaka. la dikenal sangat pemberani, la melancarkan perlawanan terhadap keserakahan Portugis di Malaka. Dalam melancarkan serangannya ini, Pate Kadir bersekutu dengan Hang Nadim. Namun Portugis lebih unggul dan Kadir dapat dipukul mundur. Kadir terjepit dan kemudian bisa meloloskan diri ke Jepara dan kemudian ke Demak. Tindak monopoli yang dipaksakan Portugis juga mendapatkan protes dari pemerintah Kerajaan Demak. Demak telah juga menghimpun pasukan untuk melancarkan perlawanan terhadap Portugis di Malaka. Pasukan Demak dipimpin oleh putra mahkota, Pati Unus. Pasukan Demak ini semakin kuat setelah bergabung dengan Pate Kadir dan pengikutnya. Tahun 1513 pasukan Demak yang berkekuatan 100 kapal dan prajurit mulai melancarkan serangan ke Malaka. Sayangnya, perlawanan gabungan antara Demak dan Kadir belum mampu menandingi kekuatan Portugis, malahan posisi Portugis menjadi semakin kuat. Portugis terus berusaha menambah monopolinya, hingga tiba di Indonesia.

  1. Spanyol

Pelopor Bangsa Spanyol yang mencari jalan langsung ke Indonesia adalah Christopher Columbus, ia berjalan ke arah barat. Setelah dua bulan, ia tiba di sebuah pulau yang kemudian dinamakan San Salvador. Columbus gagal mencapai India. Ekspedisi Spanyol selanjutnya dipelopori oleh Ferdinand Magellan dan juga didukung oleh seorang kapten kapal yang bernama Yan Sebastian del Cano. Namun saat mendarat di Kepulauan Massava (Sekarang Filipina) pada April 1521

penduduk lokal menyerang rombongan Magellan hingga dia dan pasukannya terdesak bahkan Magellan sendiri terbunuh. Lali di bawah pimpinan Sebastian del Cano, Bangsa Spanyol terus berlayar ke arah selatan. Pada tahun 1521 mereka sampai di Kepulauan Maluku yang merupakan tempat penghasil rempah-rempah. Tanpa berpikir panjang-kapal-rombongan del Cano ini dipenuhi dengan rempah-rempah dan terus bertolak kembali ke Spanyol.

  1. Belanda

Pada tahun 1595 pelaut Belanda yaitu Cornelis de Houtman dan Pieter de Keyser memulai pelayaran. Penjelajahan samudra yang dilakukan oleh Cornelis de Houtman mengambil jalur laut yang sudah biasa dilalui orang-orang Portugis. Tahun 1596 Cornelis de Houtman membantu armadanya berhasil mencapai Kepulauan Nusantara. la dan rombongan mendarat di Banten. Cornelis de Houtman berencana melakukan perdagangan di sana dan disambut baik oleh warga Banten.. Dengan melihat pelabuhan Banten yang begitu strategis dan keberadaan hasil tanaman rempah-rempah di wilayah itu, Cornelis de Houtman bermaksud untuk memonopoli perdagangan di Banten. Sehingga lambat laun timbul keaslian Sikapnya yang arrogan,tidak sopan dan menekan rakyat Banten. Hal ini tidak diterima oleh rakyat dan penguasa Banten. Karena sikapnya tersebut, rakyat Banten menjadi tidak simpatik bahkan memusuhi mereke. Kemudian diusirlah Belanda dari Tanah Banten. Cornelis de Houtman dan armadanya segera kembali ke Belanda. Ekspedisi penjelajahan berikutnya dipimpin oleh Jacob Van Heemskerck. Tepatnya pada tahun 1598, Jacob Van Heemskerck beserta pengikutnya mendarat di Banten. Heemskerck dan anggotanya disambut dengan senang hati karena lebih bersahabat. Orang Belanda kemudian memulai aktivitas perdagangan kembali dan mereka mulai berlayar ke timur dan singgah di Tuban. Dari Tuban pelayaran melanjutkan ke timur menuju Maluku. Di bawah pimpinan Jacob van Leher mereka sampai di Maluku pada tahun 1599 . Orang-orang Belanda ini juga diterima dengan baik oleh rakyat Maluku. Misi ekspansi dagang dan pelayaran yang dilakukan Belanda sangat membuat mereka puas dan berhasil. Karena perdagangan yang mereka lakukan di Maluku menghasilkan keuntungan berkali-kali lipat. Hal ini membuat Kapal-kapal lain mengikuti jejak keberhasilan Heemskerck tersebut dengan melakukan pelayaran ke Maluku dan ingin berdagang di sana.

  1. Inggris

Dalam pelayarannya ke dunia Timur untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah, Inggris kali pertama sampai ke India pada tahun 1498 dengan ikut rombongan Portugis yang dipimpin oleh Vasco da Gama. Untuk memperkuat daya saing para pedagang Inggris dalam perdagangannya di dunia Timur ini, kemudian membentuk kongsi dagang yang diberi nama Perusahaan India Timur (EIC) pada tahun 1600.

Artikel Terkait:  Sejarah Perkembangan HAM di Indonesia Paling Lengkap

Pada awalnya, bangsa Indonesia menyambut baik kedatangan bangsa Barat. Hal ini dikarenakan tujuan awal mereka hanya untuk melakukan perdagangan. Akan tetapi, lambat laun bangsa Barat mulai melakukan imperialismenya. Tindakan sewenang-wenang dan penindasan yang dilakukan oleh penguasa kolonial Eropa telah menimbulkan kesengsaraan dan kepedihan bagi bangsa Indonesia.Untuk keluar dari tekanan, tindakan semena-mena, dan pemaksaan kehendak dari mereka, bangsa Indonesia melakukan perlawanan yang gigih. Perlawanan tersebut dilakukan di seluruh wilayah Indonesia.

Perlawanan Rakyat Indonesia

Perlawanan rakyat terhadap berkuasanva Bangsa Barat dilakukan pada masa awal datangnya bangsa Barat (sebelum tahun 1800) dan juga tahun 1800 Setelah merebut Malaka pada tahun 1511,

  1. Perjuangan Bangsa Indonesia di Maluku

Portugis melanjutkan pelayarannya ke Maluku Pada tahun 1513, Portugis berhasil mendapatkan Temate dan Tidore. Pada waktu itu, Ternate dan Tidore sedang bermusuhan Kedua kerajaan ini saling bersaing agar bisa menguasai kawasan

Dalam memperoleh kekuatan untuk melawan Tidore, maka Ternate bersekutu dan menerima dengan baik kedatangan Portugis. Sementara orang-orang Portugis diizinkan mendirikan benteng di Ternate. Dengan bantuan Portugis, akhimya Ternate dapat mengalahkan Tidore. Kemenangan Ternate ini membuka jalan bagi Portugis untuk menerapkan sistem monopoli perdagangan di daerah tersebut.

Portugis berhasil mengembangkan kekuasaannya, namun dengan sikap kasar dan motif penyebaran agamanya menyebabkan orang-orang Maluku menjadi tidak suka dengan bangsa Portugis. Ternate yang lambat laun menyadari kekeliruannya memihak Portugis jadi berbalik memusuhinya. Dalam pertempuran, orang-orang Ternate berhasil membakar benteng Portugis. Perlawanan terhadap Portugis juga berasal dari orang-órang Tidore. Puncak peperangan terjadi setelah diketahui bahwa Sultan Hairun dibunuh oleh Portugis . Sultan Hairun dibunuh dalam suatu jamuan makan yang diadakan Portugis pada tahun 1570. Karena dari peristiwa ini, maka di bawah pimpinan Baabullah (putra Sultan Hairun) rakyat Maluku menuntut balas dengan menyerang Portugis.

Rakyat Maluku berhasil mengusir Portugis dari Maluku Utara setelah berperang selama lima tahun (1570-1575) Kemenangan Baabullah ini membawa arti penting bagi masyarakat Maluku. Setelah Portugis berhasil dikalahkan, sistem monopoli perdagangan mulai dihilangkan. Orang-orang Portugis pindah ke pulau lain di Ambon sampai tahun 1605. Lama-kelamaan, bangsa Portugis terdesak oleh Belanda. Akhirnya, orang-orang Portugis meninggalkan Maluku.Mereka mendarat di Pulau Timor bagian Timur ( sekarang Timor Timur) dan tinggal di sana.

  1. Perjuangan Bangsa Indonesia di Kesultanan Aceh melawan Portugis dan VOC

Sebagai kerajaan pantai, Aceh pada akhir abad ke-16 mampu mempertahankan diri melawan orang-orang Barat. Di samping itu, sejak dulu Aceh sudah melakukan hubungan dagang dengan Arab dan India. Saat Malaka dikuasi Portugis, mereka mencegah pelayaran ke Laut Merah yang dilakukan oleh rakyat Aceh. Orang-orang Portugis juga berusaha untuk melakukan blokade terhadap Aceh untuk mencegah hubungan Aceh dengan negara lain. Namun, Aceh mampu mengatasi dan menembus blokade yang dibuat oleh Portugis.

Saat Sultan Iskandar Muda memerintah (1607-1636), Sultan mampu mengembalikan daerah-daerah yang pernah lepas dari pengaruh Aceh. Karena dukungan dan semangat juangnya Sultan Iskandar lahir dari cita-cita luhur, yaitu untuk mengusir Portugis dari Aceh, memperluas Kesultanan Aceh, dan menyebarkan agama Islam. Di bawah kepemimpinan Iskandar Muda, kesultanan Aceh berhasil memperluas daerahnya ke Sumatra dan Semenanjung Melayu. Selain itu, Aceh juga dapat menguasai daerah Sumatera Barat yang menghasilkan lada dan emas. Di mana lada dan emas adalah bahan perdagangan yang sangat berharga, sehingga semakin dicari oleh pedagang dari Gujarat, Tiongkok, Belanda, dan Inggris.

  1. Perjuangan Bangsa Indonesia pada masa Kesultanan Mataram oleh Sultan Agung

Sultan Agung berkuasa di Mataram pada tahun 1613-1645, beliau bergelar Sultan Agung Hanyokrokusumo. Pada masa pemerintahannya, Sultan Agung menyusun wilayah pemerintahannya dengan menundukkan bupati-bupati Pesisir, la adalah seorang muslim yang taat dan berusaha memperluas daerah pengaruh Islam. Msa pemerintahnnya merupakan masa kejayaan Kesultanan Mataram Islam.

  1. Perjuangan Bangsa Indonesia pada masa Kesultanan Banten

Setelah Portugis berkuasa di Malaka, para pedagang mengalihkan jalur niaganya ke Selat Sunda. Mereka membuat dan mendirikan markas dagangnya di Banten. Dengan demikian Banten mengalami perkembangan menjadi bandar internasional.VOC yang pada saat itu memusatkan kegiatannya di Batavia melihat kemajuan Banten sebagai ancaman bagi monopoli perdagangannya.

Artikel Terkait:  Sejarah Kerajaan Mataram Kuno Hingga Runtuhnya

Perlawanan Banten terus berlanjut sampai Sultan Ageng Ageng Tirtayasa memgang tampuk pemerintahan di kesultanan Banten. . Kemajuan Banten terhambat setelah terjadi perpecahan di Istana Banten. Terjadi perselisihan antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji (putra mahkota). Akhirnya Sultan Haji yang meminta bantuan dari VOC untuk memenangkan pertemuran dengan ayahnya sendiri.

Pada tahun 1684, Sultan Haji menyetujui segala perjanjian dengan VOC, perjanjian itu menetapkan Banten menjadi daerah yang dibutuhkan VOC. la harus menerima monopoli VOC, memberikan hak kepada VOC sebagai satu-satunya pihak yang menyetujui perdagangan, dan mengusir semua orang Eropa kecuali Belanda. Sultan Haji juga harus membayar biaya perang saat menundukkan Sultan Ageng Tirtayasa dan Belanda harus diizinkan membangun benteng di Banten.

Pada tahun 1752, muncul perlawanan rakyat Banter di bawah pimpinan Kiai Tapa dan Ratu Bagus Buang.

  1. Perjuangan Bangsa Indonesia pada masa Kesultanan Gowa-Tallo (Makassar)

Kesultanan Gowa dengan Bandar Sombaopu merupakan pelabuhan penting yang menghubungkan Maluku dengan Malaka. Bandar Sombaopu adalah transit pelabuhan. Maka VOC mempunyai keinginan untuk menduduki pelabuhan Gowa di bawah kekuasaannya. Perlawanan yang paling sengit terjadi di masa pemerintahan Sultan Hasanuddin. Di mana beliau berkuasa dari tahun 1653- 1669.

Tidak hanya perlawanan dari kerajaan dan kesultanan, perjuangan bangsa Indonesia juga dilakukan oleh rakyat pada masa penjajahan Belanda,yaitu diantaranya :

  1. Perang Tondano I (1808) dan Perang Tondano II ( 1809) di Minahasa.

  2. Perang Pattimura (1817) oleh Rakyat Maluku Di bawah pimpinan Thomas Mattulessy (Kapitan Pattimura), Raja Abubu, Anthoni Rebok, Phillip Latumahina, Kata Printah, Paulus Tiahahu, dan Christina Martha Tiahahu, rakyat Maluku mengadakan perlawanan terhadap Belanda.

  3. Perang Paderi (1821-1837) Di Sumatra Barat, dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol

  4. Perang Diponegoro (1825-1830) Perang Diponegoro merupakan perang besar yang dilakukan Belanda di Jawa. Perang ini dipimpin oleh Pangeran Diponegoro yang namanya kecilnya Raden Mas Ontowiryo, putera pertama Hamengku Buwono II.

  5. Perang Jagaraga di Bali, yaitu peperangan antara raja Buleleng dan patihnya (Gusti Ktut Jelantik) melawan Belanda

  6. Perang Banjar (1859-1905), dipimpin oleh Pangeran Antasari.Perlawanan rakyat Banjar tidak pernah reda dan berlangsung lama sampai tahun 1905.

  7. Perang Aceh (1873-1904), tokoh yang paling berpengaruh dan gigih adalah Teuku Umar bersama dengan Sultan Mohammad Daudsyah, Panglima Polimdan, Cut Nyak Dien, dan Teuku Cik di Tiro.

  8. Perlawanan di Batak (1878-1907), dipimpin oleh Sisingamangaraja XII.

Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Menuju Kemerdekaan Bangsa Indonesia

Dampak adanya imperialisme dan Kolonialisme adalah dibukanya pendidikan untuk kaum Pribumi. Dari program pendidikan yang telah dibuka, kaum muda terpelajar yang kemudian menggerakkan kesadaran kebangsaan, lalu memulai gerakan kebangkitan nasional di Indonesia. Puncaknya adalah pembaharuan Sumpah Pemuda yang telah meneguhkan tiga pilar jati diri keindonesiaan yaitu tanah air, bangsa, dan bahasa Indonesia. Adanya pendidikan atau sekolah-sekolah akan memunculkan kaum terpelajar. Kaum muda terpelajar inilah yang kemudian memelopori lahirnya kembali nasional di Indonesia. Hal ini juga dipacu oleh surat kabar-surat kabar yang sudah diterbitkan saat itu, sehingga meningkatkan perkembangan semangat nasionalisme di kalangan bangsa Indonesia. Dengan demikian, berkembanglah masa perkembangan kebangsaan, suatu periode yang sangat penting dalam perjuangan sejarah bangsa. Dalam periode pergerakan kebangsaan ini telah terjadi peristiwa yang sangat penting dan monumental, yaitu peristiwa Sumpah Pemuda. Peristiwa ini dapat disahkan sebagai klimaks dari perjuangan untuk mempersatukan seluruh bangsa menuju cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Bangkitnya Sumpah Pemuda

Bangkitnya Sumpah Pemuda Menandai Kesadaran Nasionalisme dalam Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Menuju Indonesia Merdeka.

  1. Politik Etis sebagai pintu pembuka pendidikan modern.

Kritik yang disampaikan van Deventer menimbulkan efek yang baik. Para Bangsa Eropa diminta memberikan balasan yang baik dan layak atas apa yang sudah mereka lakukan terhadap masyarakat jajahannya. Karena Bangsa Eropa telah berhutang budi mengambil manfaat dari hasil bumi dan keuntungan ekspansi dagang yang mereka lakukan ke daerah-daerah yang mereka datangi, termasuk Indonesia. Balas budi terhadap negara jajahan inilah yang dinamakan polik etis. Awalnya tidak berjalan sesuai ketetapan karena rasa gengsi, ego dan merasa diri mereka lebih unggul. Namun karena banyaknya tekanan dan kritik yang diontarkan di kalangan cendekiawan di sana, maka berlakulah dan diberlakukanlah Politik Etis ini. Kebijakan Politik ini yang memperbolehkan adanya pendidikan di kalangan orang pribumi, mengakibatkan banyaknya lembaga pendidikan yang mulai berdiri. Sistem pendidikan juga dikembangkan dan disesuaikan dengan status sosial masyarakat (Eropa, Timur Asing, dan bumiputra). Untuk kelompok bumiputra masih diwarnai oleh status kumpulan yang terdiri atas kelompok bangsawan, kaum priayi, dan rakyat jelata Berkaitan dengan hal tersebut, maka struktur pendidikan terdiri atas pendidikan dasar yang ada di ELS (Europese Legere School) dan HIS (Holandsch Inland School untuk pimpinan Indonesia asli yang berdasarkan golongan atas. Sementara untuk golongan Indonesia asli dari kelas bawah disediakan Sekolah Kelas Dua. Di sekolah tingkat menengah ada HBS (Hogere Burger School), MULO (Meer Uitegbreit Ondewijs), dan AMS (Algemene Middelbare Aschool). Itu, juga ada beberapa sekolah kejuruan / keguruan seperti Kweek School dan Normaal School Untuk pendidikan tinggi, ada Pendidikan Tinggi Teknik (Koninklijk Instituut voor Hoger Technisch Onderwijs di Nederlandsch Indie), Sekolah Tinggi Hukum (Rechschoo), dan Sekolah Tinggi Sekolah Dokter Jawa, STOVIA NIAS, dan GHS (Sekolah Geneeskundige Hoge), Pendidikan kesehatan yang sejak 2 Januari 1849 semula lahir sebagai Sekolah Dokter Jawa, kemudian pada tahun 1875 diubah menjadi Ahli Kesehatan Bumiputra (Inlandsch Geneeskundige).

Di Sekolah ini diberi nama STOVIA (Sekolah tot Opleiding pada tahun 1913 diubah menjadi NIAS (Nederlandsch Indische Artsen perkembangannya, pada tahun 1902 meniadi dokter Bumiputra (Seni Inlandsch) n Indische Artsen) sekolah yang mengendalikanarn)

  1. Pentingnya Peranan pers dalam membawa kemajuan.

Pers berkaitan erat dengan informasi dan komunikasi. Media komunikasi ini sangat penting untuk sarana koordinasi dan motivasi bagi perjuangan bangsa Indonesia. Dari pers, para pelajar dapat menyerukan pentingnya sikap nasionalisme dan kebangsaan sehingga terbangun kesadaran dari rakyat Indonesia untuk memperjuangkan kedaulannya.

Artikel Terkait:  Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia Secara Singkat

Keberadaan pers tidak hanya mencakup informasi di Hindia Belanda saja, namun juga di negara lainpun ( Belanda) terbitan pers mempunyai peranan yang kuat dalam menginformasikan dan memperbincangkan adanya peluang Indonesia melakukan perjuangan untuk mendapatkan kedaulatan. Para Peserta Perhimpunan Indonesia menggali informasi sedalam-dalamnya tentang peta politik dunia, dan syarat menjadi negara yang berdaulat.

  1. Kebangkitan Jiwa nasionalisme

Semakin meningkatnya pendidikan di negara Indonesia kala itu, semakin luas juga pandangan politik dan kebangsaan para kaum terpelajar pribumi. Terlebih lagi saat adanya paham nasionalisme yang berkembang di abad ke -20, rasa cinta tanah air , kekuatan tekat berbangsa Indonesia, dan berbahasa Indonesia semakin tidak terbendung. Para pelajar sudah mulai mengalihkan strategi perjuangan mereka dengan cara yang cerdas bukan menggunakan senjata tempur.

Kesadaran berpolitik dan strategi perjuangan melalui berorganisasi merebak, sehingga pergerakan kebangsaan Indonesia diawali dengan adanya beberapa organisasi yang bermunculan yaitu diantaranya adalah Budi Utomo,Sarekat Islam (SI) , Indische Partij (IP), Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, Taman Siswa, Perhimpunan Indonesia, Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Partai Komunis Indonesia (PKI).

  1. Masa berakhirnya kolonialisme

Berakhirnya era pemerintah kolonialisme, salah satu alasannya adalah adanya kebijakan politik etis yang memperbolehkan kaum bumiputra ( pribumi ) berkesempatan memasuki pintu politik. Walaupun perubahan dan kebijakan tersebut berjalan tersendat. Para kamu Bumiputra berkesampatan menjadi anggota Volksraad walaupun tidak diberi hak penuh dalam menyuarakan gagasan dan idenya. Paling tidak mereka berpeluang membaca situasi politik yang sedang terjadi di pemerintahan kolonialisme. Perlu diketahui bahwa Volksraad adalah lembaga dewan perwakilan rakyat Hindia Belanda yang anggotanya terdiri dari kaum bumiputra ( pribumi),Belanda dan Tiong Hoa, Arab dan India ( Orang asing dari timur).

Keterbatasan rakyat Indonesai (kaum pribumi) untuk menyuarakan idenya dalam lembaga itu, tidak menyurutkan rasa ingin membentuk kedaulatan negara. Mereka semakin bertekat dan mencari cara untuk mempersatukan diri dalam satu bangsa Indonesia dan merintis terbentuknya kedaulatan yang absolut. Tekat mereka untuk melawan kolonialisme semakin kuat dengan menggalang gerakan nasional. Pada akhir 1920-an, para kaum pelajar menghimpun tekat nasionalisme dalam strategi politiknya. Mereka tidak lagi mengarah pada ideologo Pan-islamisme dan komunisme. Pada tahun 1930-an pergerakan dan dukungan para pemuda mengarah pada gerakan politik dan budaya yang dianut oleh perkumpulan pemuda Belanda yang membentuk De Stuw, yang artinya gerakan maju. Perkumpulan ini mendukung adanya pembangunan sosial dan politik di wilayah Hindia Belanda. Fungsiny sebagai oposisi terhadap Perserikatan Patriot atau Vanderlandsche Club, yang merupakan Organisasi Konservatif di Hindia Belanda, yang ingin negara jajhannya ( Hindia Belanda) di bawah kuasa dan perintah negaranya. Dengan adanya politik Etis, Belanda menjadikan negara jajahannya seperti anak manis yang harus taat dengan segala kebijakan yang dilakukan oleh Belanda. Bila negara jajahannya itu manis, akan diperlakukan manis pula melalui politik etisnya. Banyak konflik dingin dan pertentangan yang terjadi pada masa Indonesia sebagai jajahan Belanda. Segala sesuatunya menjadi tidak pasti dan segala kebijakan yang diterapkan menjadi labil. Sampai kemudian terjadi serangan Jerman pada masa Nazi terhadap Belanda dan menghadapi serangan dari Jepang. Dari sinilah melemahnya masa pemerintahan Belanda di Indonesia, yang kemudian diambil alih oleh Jepang.

  1. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia di Masa Penjajahan Jepang

Jepang menduduki wilayah Indonesia dikarenakan situasi darurat saat itu yang dialami Belanda karena pendudukan Jerman Nazi. Maka saat itu Jepang leluasa melakukan penaklukan di Bulan Desember 1941. Pada saat itu, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda, yang berhasil dikalahkan Jepang pada Maret 1942.

Masa pendudukan Jepang termasuk masa yang mengerikan dan mencekam, apalagi bila daerah tersebut dianggap penting, orang yang berada di situ, terutama orang Belanda dan Indo Belanda bisa menderita karena siksaan, menjadi budak seks, penahanan, hukuman mati, dan dianggap sebagai pengkhianatan perang.

Pada masa ini, Jepang membentuk Dokuritsu Junbi Chosa-kai, yang merupakan badan yang bertugas memebentuk persiapan sebelum kemerdekaan atau sering dikenal dengan BPUPKI ( badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

Perjuangan Bangsa Indonesia dalam melawan penjajah Jepang diantaranya adalah pada Peristiwa Cot Pieng, di Aceh ( 10 November 1942) dipimpin Tengku Abdul Jalil, Peristiwa Singaparna di Tasik Malaya oleh KH. Zainal Mustafa (1943), Peristiwa Indramayu ( April 1944) dipimpin Hj. Madriyan, Perlawanan PETA, di Blitar ( 29 Februari 1945), dipimpin Syodanco Supriadi, Syodanco Muradi dan Dr. Ismail, Perlawanan PETA di Aceh oleh Teuku Hamid, Perlawanan PETA di Gumilir Cilacap, oleh Kusaeri, Perlawanan Pang Suma di Suku Dayak, dan masih banyak lagi.

Kemudian pada 17 Agustus 1945 dengan adanya kefakuman pendudukan asing di Bumi pertiwi, para pemuda, yang dipimpin Ir. Soekarno dan Moh. Hatta, memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia.

  1. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Pada Masa setelah Kemerdekaan Indonesia.

Kemerdekaan Republik Indonesia telah diproklamasikan oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ternyata, Perjuangan tidak lantas berakhir begitu saja. setelah kemerdekaan tersebut diproklamasikan Bangsa Indonesia masih tetap berjuang untuk mempertahankarn kemerdekaan Indonesia lewat berbagai cara. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan ini, bukanlah hal yang mudah. Perjuangan tersebut membutuhkan dukungan dari semua masyarakat untuk bersatu. Hal ini dikarenakan pada awal kemerdekaan, banyaknya perbedaan pandangan dan tujuan dari setiap pimpinan organisasi nasional menciptakan disintegrasi atau perpecahan bangsa. Peristiwa pemberontakan di berbagai daerah sangat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang baru saja merdeka.

Hal tersebut merupakan ancaman, tantangan, dan hambatan bagi pemerintah untuk menciptakan suatu negara yang adil dan makmur bagi warganya. Peristiwa pemberontakan tersebut sangat menghambat upaya penataan dan kebangkitan kembali bangsa Indonesia setelah mencapai kemerdekaan. Pemberontakan yang mengancam Kemerdekaan Indonesia , yaitu diantaranya : Pemberontakan PKI Madiun 1948, DI/TII,Angkatan Perang Ratu Adil (APRA),Andi Azis di Makasar, RMS ( Republik Maluku Selatan), PRRI dan Permesta, dan G 30 S PKI.

Dari Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia, dapat diambil hikmah dan pelajaran bahwa mendapatkan Kemerdekaan dan Kebebasan absolut membutuhkan pengorbanan dan proses pertahanan yang tidak mudah. Perjuangan Indonesia diwarnai dengan dengan berbagai situasi dan keadaan. Memang butuh proses yang rumit, berliku, menyakitkan, dan bahkan pengorbanan dalam mecapai kemerdekaan. Tapi semua itu bisa dilewati dan saat ini negara kita kokoh berdiri dan diakui keberadaan oleh negara lain.

Share This Article