Proses Islamisasi di Indonesia Lengkap

Nastain
By Nastain 10 Min Read

Sebelum proses islamisasi di indonesia, kebanyakan masyarakat Indonesia memiliki kepercayaan dan agama animisme, dinamisme, Hindu dan Budha. Animisme merupakan kepercayaan terhadap roh yang mendiami semua benda seperti pohon, batu besar, gunung, dan gua. Sedangkan dinamisme merupakan kepercayaan pada kekuatan gaib yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia dalam menjalani kehidupannya. Sementara agama Hindu-Budha masuk ke Nusantara bersamaan dengan adanya hubungan India dan Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan. Hal tersebut, sedikit banyak telah memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Selain itu, kepercayaan dan agama tersebut telah mengubah dan menambah budaya Indonesia dalam beberapa aspek kehidupan, seperti berdirinya kerajaan Tarumanegara, Singhasari, Majapahit, dan kerajaan lainnya.

Sejarah masuknya Islam di Indonesia

Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang Arab yang telah menjalin hubungan dagang dengan kerajaan Sriwijaya pada abad ketujuh. Hal ini didukung dengan adanya teori Gujarat, Benggali, Persia, Pantai Coromandel, dan teori Arab. Menurut teori-teori tersebut dinyatakan bahwa daerah yang mendapatkan pengaruh islam pertama di Indonesia, yaitu di daerah pantai Sumatera Utara atau wilayah Samudra Pasai. Wilayah Samudra Pasai menjadi pintu gerbang untuk sampai di wilayah Indonesia lainnya. Melalui jalur perdagangan dari Samudra Pasai, agama Islam menyebar ke Malaka selanjutnya ke Pulau Jawa.

Proses Islamisasi di Indonesia
pixabay

Sebelum abad ketiga, kepulauan nusantara khususnya Sumatera, telah dikenal dalam dunia perdagangan. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peta yang dibuat oleh Ptelamous. Pada peta tersebut dicantumkan beberapa nama pelabuhan penting di Sumatera abad ketiga masehi, seperti Ta-bih, Argune, Po Si, Lan Wu Li, Romni, dan Lamri. Tempat-tempat tersebut tidak hanya dikenal oleh saudagar-saudagar dari Yunani, tetapi juga dari India. Setelah pelayaran saudagar-saudagar dari Yunani tersebut terhenti, tempatnya digantikan oleh saudagar-saudagar Parsi atau Iran, kemudian saudagar-saudagar Arab terutama Yaman Hadramaut dan Oman yang sejak sebelum masehi telah menjalin hubungan niaga dengan nusantara. Menurut pendapat Wan Husein Azmi, saudagar dari kedua negara tersebut adalah seorang muslim. Hal tersebut didasarkan pada sebuah sejarah penyebaran agama Islam yang dilakukan pada zaman Rosullullah. Rosulullah telah mengutus Muadz bin Jabbal ke penduduk Yaman dan Al Jalandi Al Azdiyyin ke Oman untuk mengajarkan Islam. Sehingga pedagang dari Yaman dan Oman tersebut kemungkinan adalah seorang muslim.

Artikel Terkait:  Sejarah Singkat Sumpah Pemuda Ditinjau dari Berbagai Sisi

Proses Islamisasi di Indonesia

Proses islamisasi merupakan suatu proses penyebaran agama Islam sehingga masyarakat menjadi mau memeluk agama Islam. Penyebaran agama Islam di Indonesia merupakan salah satu proses yang sangat penting dalam sejarah Indonesia. Islam masuk ke Indonesia dengan cara yang damai disertai jiwa toleransi dan saling menghargai antar penyebar dan pemeluk agama baru dengan penganut agama lain, yaitu Hindu dan Budha pada saat itu. Saat ini, Islam telah dikenal sebagai agama yang mayoritas dianut oleh penduduk Indonesia. Adapun proses islamisasi di Indonesia memiliki beragam pola, yaitu mulai dari kegiatan perdagangan, perkawinan, pendidikan, tasawuf, politik hingga seni budaya. Proses islamisasi di Indonesia lebih detailnya dapat dijelaskan sebagai berikut.

  1. Perdagangan

Kegiatan perdagangan merupakan sarana awal yang digunakan untuk proses penyebaran agama islam di Indonesia. Penyebaran islam melalui perdagangan diperkirakan dimulai pada abad ke-7 M, disesuasikan dengan kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 M. Perdagangan tersebut melibatkan negeri-negeri di bagian barat, tenggara, dan timur Benua Asia, dimana pedagang-pedagang muslim yang berasal dari Arab, India, dan Persia turut serta mengambil bagiannya di Indonesia.

Proses islamisasi di indonesia melalui perdagangan ini sangat menguntungkan karena dapat menimbulkan jalinan antara masyarakat Indonesia dengan pedagang dari negeri lain. selain itu, para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan menjadi pemilik kapal dan saham. Menurut pendapat Tome Pires, berkaitan dengan proses islamisasi di Pulau Jawa, Uka Tjandrasasmita menyebutkan bahwa para pedagang muslim banyak yang bermukim di pesisir Pulau Jawa. Sementara, penduduk di pesisir pulau tersebut masih dalam keaadan belum memeluk Islam. Para pedagang tersebut berhasil mendirikan masjid-masjid dan mendatangkan mullah-mullah dari luar, sehingga jumlah mereka menjadi banyak. Karena itu, orang-orang muslim tersebut menjadi orang Jawa yang kaya-kaya. Mullah sendiri merupakan gelar yang diberikan kepada seorang ulama dalam agama Islam.

Selanjutnya, Islam terus berkembang di Pulau Jawa dengan banyaknya penguasa-penguasa, seperti bupati-bupati Majapahit yang ditempatkan di pesisir utara Jawa, memeluk agama Islam. Hal tersebut terjadi terutama karena faktor hubungan ekonomi dengan pedagang-pedagang muslim. Dalam perkembangannya, selanjutnya mereka mengambil alih perdagangan dan kekuasaaan di tempat-tempat tinggalnya.

  1. Perkawinan

Selanjutnya, penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan melalui perkawinan. Para pedagang muslim, dilihat dari sudut pandang ekonomi, memilliki status sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang pribumi. Karena itu, mayarakat pribumi terutama puteri-puteri bangsawan tertarik untuk menjadi istri saudagar-saudagar kaya tersebut. Sebelum melakukan perkawinan, tentulah mereka harus memeluk agama Islam terlebih dahulu karena dalam ajaran Islam dilarang seorang muslim menikah dengan orang non muslim. Setelah memiliki keturunan, lingkungan mereka menjadi semakin luas sehingga muncul kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan-kerajaan Islam.

Artikel Terkait:  Sejarah Perkembangan HAM di Indonesia Paling Lengkap

Selain puteri-puteri bangsawan yang menikah dengan saudagar-sadagar muslim, dalam perkembangan berikutnya ada pula wanita muslim yang dinikahi oleh keturunan bangsawan, tentu saja anak bangsawan tersebut juga harus memeluk agama Islam terlebih dahulu. Penyebaran Islam melalui jalur perkawinan ini menjadi lebih menguntungkan apabila terjadi antara saudagar muslim dengan anak bangsawan, atau anak raja dan anak adipati karena mereka kemudian turut mempercepat proses islamisasi. Misalnya perkawinan yang terjadi, yaitu antara Raden Rahmat dengan Nyai Manila, Brawijaya dengan Puteri Campa, dan lain-lain.

  1. Pendidikan

Proses islamisasi di indonesia melalui pendidikan dilakukan dengan adanya pondok-pondok pesantren yang didirikan oleh para ulama, kyai, dan guru agama. Pesantren tersebut merupakan tempat pengajaran agama islam bagi para santri yang nantinya akan menjadi pendakwah agama Islam di kampungnya. Para santri tersebut, setelah belajar ilmu-ilmu agama dari pesantren, maka akan kembali ke desanya masing-masing untuk menjadi tokoh agama, seperti kyai yang mendirikan pesantren lagi untuk mengajarkan agama Islam. Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Sunan Giri di Giri. Keluaran pesantren Giri ini banyak yang diundang ke Maluku untuk mengajarkan agama Islam di sana sehingga saat itu Islam tersebar di Maluku.

  1. Tasawuf

Tasawuf adalah suatu ilmu latihan konsentrasi untuk membersihkan, mempertinggi, dan memperdalam kerohanian dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah sehingga semua konsentrasi hanya tertuju kepada-Nya. Ajaran tasawuf dianggap berasal dari berbagai pengaruh ajaran agama atau filsafat lain yang diadopsi dan disesuasikan dengan konsep Islam sehingga dapat memberikan kemudahan dalam pengakajian ajarannya. Pengajar-pengajar tasawuf mengajarkan doktrin filsafat agama yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Telah diketahui bahwa sebelum Islam datang, masyarakat Indonesia sudah banyak yang menganut agama Hindu. Penyebaran Islam melalui tasawuf ini dilakukan dengan memasukkan nilai-nilai budaya bahkan ajaran agama Hindu kedalam ajaran Islam sehingga nilai-nilai Islam dapat dimengerti dan diterima dengan mudah oleh masyarakat Indonesia. Dalam hal ini, para ahli tasawuf yang hidup dalam kesederhanaan, selalu berusaha menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama ditengah-tengah masyarakat. Mereka biasanya memiliki keahlian untuk menyembuhkan penyakit dan lain-lain. Sehingga mereka menjadi orang yang dihargai di masyarakat.

  1. Politik

Kebanyakan masyarakat di Maluku dan Sulawesi Selatan memeluk agama Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Selain itu, baik di Sumatera, Jawa maupun di Indonesia bagian timur, kerajan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non Islam demi kepentingan politik. Kemenangan kerajaan Islam tersebut secara politis dapat menarik perhatian penduduk kerajaan non Islam untuk memeluk agama Islam. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh politik sangat besar terhadap proses islamisasi.

  1. Seni Budaya

Proses islamisasi melalui kesenian yang terkenal adalah pertunjukkan wayang. Pertunjukkan wayang ini dipelopori oleh Sunan Kalijaga. Dia terkenal mahir dalam mementaskan wayang. Cerita wayang yang disajikan disisipi dengan ajaran dan nama-nama pahlawan Islam didalamnya. Dalam pertunjukan wayangnya tersebut, Sunan Kalijaga tidak pernah meminta upah pertunjukkan tetapi meminta penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Selain dengan pertunjukkan wayang, proses islamisasi juga dilakukan melalui kesenian lain seperti seni bangunan, seni pahat, seni tari, musik, dan sastra.

Artikel Terkait:  Sejarah Kerajaan Mataram Kuno Hingga Runtuhnya

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa proses islamisasi di Indonesia menjadi bagian sejarah yang penting dan panjang bagi masyrakat Indonesia. Penyebaran ajaran islam ini telah memberikan dampak yang nyata bagi kehidupan berbangsa dan bernegara hingga saat ini. Bahkan Indonesia menjadi negara yang penduduknya paling banyak memeluk agama Islam di dunia ini.

Artikel Terkait

[display-posts category=”sejarah” posts_per_page=”10″]

Share This Article