Perbedaan Qada dan Qadar Menurut Bahasa dan Istilah

Nastain
By Nastain 12 Min Read

Perbedaan qada dan qadar – Sebagai umat Islam wajib hukumnya untuk mengimani enam rukun iman.

Rukun iman yang pertama yaitu iman kepada Allah, kemudian yang kedua yaitu iman kepada malaikat-malaikat allah, ketiga iman kepada kitab-kitab Allah, keempat iman kepada nabi dan rosul, kelima iman kepada hari kiamat, dan yang keenam beriman kepada qada dan qadar.

Beriman kepada qada dan qadar seringkali dikaitkan dengan percaya akan takdir Allah. Hal ini sesuai dengan hadis Rosululloh SAW riwayat Muslim yaitu ketika malaikat jibril bertanya mengenai iman, maka Rosul menjawab “kamu mengimani Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rosul-Rosul-Nya, dan hari kiamat, serta beriman kepada qadar yang baik dan yang buruk”.

Qadar yang dimaksudkan dalam hadis ini adalah ketetapan Allah. Sementara itu, ketetapan Allah terkadang juga disebut sebagai Qada’ seperti dalam ayat 21 surat Maryam yaitu

وَكَانَ أَمْرًا مَقْضِيًّا

Artinya : Dan ini adalah persoalan yang sudah ditetapkan.

Karena dua istilah tersebut, masih banyak orang yang bingung mengenai perbedaan qada’ dan qadar. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai perbedaan qada’ dan qadar, perlu kita ketahui terlebih dahulu pengertian qada’ dan qadar.

Pengertian Qada Dan Qadar

Pengertian qada’ menurut bahasa adalah hukum, ketetapan, perintah, kehendak, pemberitahuan, dan penciptaan.

Sedangkan pengertian qada’ menurut istilah adalah ketentuan dan ketetapan dari Allah SWT sejak zaman azali tentang sesuatu yang berkaitan dengan kehendak-Nya, baik itu berupa kebaikan atau keburukan, hidup dan mati, dan lain sebagainya.

Pengertian qadar menurut bahasa adalah kepastian, ukuran, dan peraturan. Sedangkan menurut istilah, qadar merupakan suatu wujud ketetapan (qada’) terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan makhluk sesuai dengan kehendak Allah yang sudah ada sejak zaman azali.

Qadar dapat disebut juga dengan takdir Allah bagi semua makhluk hidup yang telah, sedang, dan akan terjadi.

Tokoh ulama ada yang berpendapat bahwa qada merupakan ketetapan yang sudah terjadi. Qada bisa pula diartikan sebagai keputusan yang mencakup ketetapan Allah SWT bagi makhluk ciptaan-Nya seperti penciptaan, perubahan, dan peniadaannya. Sementara itu, qadar mencakup semua ketetapan yang belum terjadi.

Pengertian qada dapat dijelaskan pula pada surat An-nisa ayat 65, yaitu sebagai berikut.

Artinya: Maka demi Tuhanmu, pada hakikatnya mereka tidak beriman hingga menjadikan kamu hakim terhadap persoalan yang mereka perselisihkan, kemudian tidak merasa dalam hati mereka suatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya.

Pada ayat tersebut, kata qada (yang bergaris bawah merah) memiliki arti keputusan. Dalam ayat lain, yaitu Surat Ali Imron ayat 47, dan Surat Al-Isra’ ayat 23, juga menjelaskan mengenai arti qada sebagai berikut.

Artikel Terkait:  Surah Az Zariyat Ayat 56, Isi dan Kandungannya Lengkap

Artinya: berkatalah Maryam “Ya Tuhanku, bagaimana mungkin aku bisa memiliki seorang anak padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-laki pun. Melalui Jibril Allah berfirman “Demikianlah Allah menciptakan sesuai dengan yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menerapkan sesuatu, maka Allah akan cukup berkata jadilah maka jadilah ia”. (QS Ali Imron : 47).

Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintah agar kamu tidak menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah satu diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya serta ucapkanlah perkataan yang baik kepada keduanya. (QS. Al-Isra’: 23).

Berdasarkan kutipan ayat Al-Quran tersebut, pengertian qada dalam surat Ali Imron ayat 47 adalah kehendak, dan pada surat Al-Isra’ ayat 23, qada adalah perintah.

Sementara itu, pengertian qadar seperti pada yang dijelaskan dalam Surat Fussilat ayat 10, Ar-Ra’du ayat 17, Al Baqarah ayat 236, dan Al Mursalat ayat 23.

Artinya: Dan dia menciptakan gunung-gunung yang kukuh di atas bumi. Dia berkahi dan Dia tentukan padanya kadar makanan bagi penghuninya dalam empat masa, untuk memenuhi kebutuhan mereka yang membutuhkannya. (QS. Fussliat ayat 10)

Artinya: Allah telah menurunkan dari langit air hujan maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut takarannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang dilebur oleh mereka dalam api untuk membuat perhiasan atau alat, terdapat pula buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan yang benar dan yang batil. Adapun buih tersebut akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada harganya, sedangkan yang dapat memberi manfaat kepada manusia tetap di bumi. Demikianlah allah membuat perumpamaan. (QS. Ar-Ra’d: 17)

Artinya: Tidak ada kewajiban atas kamu membayar mahar jika kamu menceraikan istri-istrimu sebelum kamu bercampur dengan mereka dan sebelum kamu menentukan maharnya. Dan hendaklah kamu memberikan pemberian kepada mereka. Orang yang mampu sesuai dengan kemampuannya dan orang yang miskin sesuai kemampuannya pula, yaitu pemberian yang patut. Demikian itu merupakan ketentuan bagi orang yang berbuat kebajikan. (QS. Al-Baqarah: 236)

Artinya: Lalu Kami pastikan bentuknya, maka Kami-lah yang sebaik-baiknya menentukan.

Berdasarkan keempat ayat Al Quran tersebut, pengertian qadar adalah mengatur atau menentukan sesuatu menurut batas-batasnya, ukuran, kemampuan, dan kepastian atau ketentuan. (QS. Al Mursalat: 23)

Artikel Terkait:  Perbedaan Nabi dan Rasul beserta Pengertian & Tugasnya

Antara qada dan qadar ini memiliki hubungan yang saling terikat dan tidak dapat dipisahkan karena merupakan satu kesatuan. Qada diibaratkan sebagai rencana sedangkan qadar merupakan perwujudannya atau kenyataannya yang terjadi. Karena itulah di dalam rukun iman, qada dan qadar ini dijadikan satu.

Perbedaan Qada dan Qadar

Ada sebagian ulama yang mengatakan qada adalah sinonim qadar yang maknanya sama serta ada pula yang berpendapat bahwa qada dan qadar memiliki makna yang berbeda.

Diantara ulama yang berpendapat qada adalah sinonim yaitu Imam Ibnu Baz rahimahullah.

Beliau pernah ditanya mengenai qada dan qadar dan menjawab qada dan qadar adalah sama, yaitu sesuatu yang telah Allah tetapkan dulu dan telah Allah takdirkan dulu. Dapat disebut qada dan dapat juga disebut takdir.

Meskipun qada dan qadar memiliki hubungan yang saling terikat seperti yang dijelaskan sebelumnya, para ulama juga berpendapat bahwa qada dan qadar memiliki perbedaan.

Para ulama memiliki perbedaan pendapat mengenai perbedaan qada dan qadar tersebut.

Ada ulama yang berpendapat qada lebih dahulu daripada qadar. Qada adalah ketetapan Allah di zaman sebelum kehidupan ini ada, sedangkan qadar adalah ketetapan Allah untuk apapun yang saat ini sedang terjadi.

Al Hafidz Ibnu hajar mengatakan kalau para ulama mengatakan bahwa al qada adalah ketetapan global secara keseluruhan yang sudah ditentukan di zaman azali, sementara qadar adalah bagian-bagian dan rincian dari ketetapan global tersebut.

Selain itu, Al Jurjani dalam At-Ta’rifat menyatakan bahwa perbedaan antara qada dan qadar yaitu qada bentuknya ketetapan adanya seluruh makhluk yang tertulis di Lauhul Mahfudz secara global.

Sedangkan qadar adalah ketetapan adanya makhluk tertentu setelah terpenuhinya syarat-syarat yang berlaku.

Selain itu, Al Jurjani juga mengatakan bahwa qadar adalah keluarnya sesuatu yang mungkin tidak ada sebelumnya menjadi ada secara berurutan sesuai dengan qada. Qada ditetapkan di zaman azali sedangkan qadar masih terus berlangsung.

Di sisi lain, ada juga ulama yang berpendapat bahwa qada dan qadar memiliki satu arti apabila berpisah dan memiliki makna tersendiri apabila berkumpul. Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa qadar secara bahasa memiliki arti penentuan atau takdir dan qada adalah hukum.

Jika dikatakan ini adalah qadar Allah, maka hal tersebut melingkupi qada. Sementara itu, apabila disebutkan semuanya, maka memiliki arti masing-masing yang berbeda.

1. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan tersebut, perbedaan qada dan qadar dapat dirangkum menjadi poin-poin berikut.Perbedaan berdasarkan pengertian qada menurut bahasa adalah keputusan, kehendak, perintah, hukum, penciptaan, dan pemberitahuan sedangkan qadar adalah kepastian, ukuran, dan peraturan.

Artikel Terkait:  9+ Doa Setelah Sholat Fardhu Arab dan Terjemah Lengkap

2. Perbedaan berdasarkan pengertian menurut istilah, qada adalah ketetapan Allah sejak zaman belum diciptakannya kehidupan ini yang terkait dengan semua hal yang berhubungan dengan makhluk yang diciptakan-Nya, sedangkan qadar adalah perwujudan dari qada Allah terhadap semua yang berkaitan dengan makhluk yang sudah ada sejak zaman azali.

3. Qada dapat diubah dengan doa, ikhtiar, dan tawakal seperti yang tercantum dalam kitab Allah bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu mengubah nasibnya sendiri. Sedangkan qadar menjadi takdir yang tidak dapat diubah karena sudah tertulis di dalam Lauhul Mahfudz, dimana isi dari kitab Lauhul Mahfudz tersebut tidak ada yang mengetahuinya.

Perbedaan qada dan qadar tersebut dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut.

Contoh dari qada adalah berkaitan dengan rezeki. Apabila seseorang menginginkan rezeki yang berlimpah dan banyak, maka dia harus bersungguh-sungguh dalam usaha dan tawakal untuk mengubah nasibnya agar mendapatkan tambahan rezeki tersebut.

Seperti kita tahu bahwa rezeki tidak akan datang begitu saja tanpa adanya sebuah usaha. Seseorang yang bertopang dagu seharian tidak akan menjadi kaya apabila tidak berusaha dan bekerja keras untuk menjemput rezeki.

Demikian dengan kecerdasan yang dimiliki oleh seorang murid. Seorang murid tidak akan menjadi pintar apabila tidak berusaha untuk belajar. Oleh karena itu, apabila murid tersebut ingin menjadi pintar harus belajar dengan sungguh-sungguh dan tidak bermalas-malasan.

Pada penjelasan sebelumnya, qadar merupakan ketentuan Allah yang tidak dapat diubah. Sekuat apapun usaha yang dilakukan, apabila sudah menjadi ketentuan Allah maka hal tersebut akan tetap terjadi.

Qadar dapat dimisalkan yang paling jelas yaitu ajal atau kematian manusia. Meninggalnya seorang manusia sudah tertulis di kitab Lauhul Mahfudz secara lengkap mulai dari tanggal, hari, dan waktu.

Misalnya apabila seorang menderita sakit jantung dan sudah berupaya dengan cara berobat ke sejumlah tempat dengan semaksimal mungkin agar sembuh, ketika Allah sudah menetapkan ajalnya, maka orang tersebut tetap meninggal dunia karena penyakit tersebut. Selain kematian, ketentuan Allah yang termasuk qadar yaitu kelahiran.

Hal yang perlu diperhatikan dalam memahami perbedaan qada dan qadar ini yaitu kita harus ingat bahwa qada dan qadar merupakan sesuatu yang ghaib.

Oleh karena itu, keyakinan kita atas iman kepada qada dan qadar ini tidak menjadikan kita bersikap pasif.

Hal tersebut justru mendorong kita untuk melakukan ikhtiar dan upaya-upaya manusiawi serta mendayagunakan secara maksimal potensi yang telah Allah anugerahkan kepada manusia sambil memohon inayah-Nya.

Share This Article