10 Pembatal Syahadat, Makna, Syarat, Rukun & Konsekuensi

Nastain
By Nastain 23 Min Read

Setiap orang yang masuk Islam wajib bersyahadat atau mengucapkan kalimat syahadat dan setelah bersyahadat, orang tersebut sah beragama Islam selagi ia tidak melakukan pembatal syahadat/membatalkan keislamannya walaupun perilakunya jauh dari ajaran Islam.

Diantaranya ada 10 pembatal syahadat yang wajib diketahui oleh semua orang yang beragama Islam.

10 Pembatal Syahadat
10 Pembatal Syahadat | Pixabay

Namun, sebelum membahas 10 pembatal syahadat, alangkah baiknya kita perlu mengetahui Makna kalimat syahadat Arab, rukun syahadat, konsekuensi syahadat dan dalil yang menguatkan 10 Pembatal Syahadat.

Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut.

Makna Kalimat Syahadat Arab

Perlu Anda ketahui, kata syahadat berasal dari kata bahasa arab syahida, yasyhadu dan syahadatan. Dalam bahasa Indonesia, ketiga kata tersebut memiliki arti sebagai berikut.

  • Sebagai penyampai berita yang nyata atau pasti.

  • Sebagai tanda suatu hal yang orang lain belum mengetahuinya.

  • Sebagai pemberi penjelasan atau menjelaskan.

Berdasarkan ketiga arti kata tersebut, makna kalimat syahadat secara umum merupakan semua wujud persaksian, adapun persaksian yang dimaksud adalah persaksian dalam pengadilan dan bukan hanya sekadar ritual bagi orang yang akan menganut agama Islam.

Jika dilihat dari makna kata syahadatain, kata tersebut memiliki arti dua kalimat syahadat. Nah, dua kalimat syahadat inilah merupakan kunci bagi orang yang ingin masuk Islam atau menganut agama Islam. Adapun kalimat syahadat Arab dapat dilafalkan sebagai berikut.

Artinya : Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah,

dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.

Adapun jika makna kedua kalimat tersebut secara rinci adalah sebagai berikut.

  1. Makna Asyhadu an La Ilaha Illa Allah (Syahadat Tauhid)

Makna Asyhadu an La Ilaha Illa Allah adalah suatu itikad dan ikrar seseorang untuk mengakui dan meyakini baik secara lisan, tulisan dan hati bahwa tidak ada yang berhak disembah dan diibadahi kecuali Allah SWT.

Makna terdalam dari kalimat tersebut adalah seseorang harus dan wajib mentaati dan mengamalkannya dalam segala aspek kehidupan sehari-hari.

Selain itu, kalimat tersebut juga bermakna bahwa semua sesembahan selain Allah SWT adalah sesembahan yang batil dan bukan merupakan tujuan ibadah. Jadi, menyembah tuhan-tuhan selain Allah SWT merupakan suatu bentuk kebatilan.

  1. Makna wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah (Syahadat Rasul)

Makna wa Asyhadu anna Muhammadan Rasullah adalah suatu itikad dan ikrar seseorang untuk mengakui dan meyakini secara lahir dan batin bahwa Muhammad SAW merupakan hamba Allah dan Rasul-Nya.

Hal tersebut berarti bahwa Rasul adalah utusan Allah SWT bagi seluruh manusia, oleh karenanya seluruh syariat Rasul baik yang berupa perintah, berita maupun segala larangannya harus diamalkan dan ditaati.

Jadi konsekuensi dari anna Muhammadan Rasullah adalah sebagai berikut.

  • Wajib mentaati semua perintah Muhammad SAW sebagai Rasul.

  • Menjauhi semua yang dilarang oleh Rasul.

  • Mengakui dan meyakini bahwa berita yang disampaikan Rasul adalah benar.

  • Tidak beribadah kecuali dengan petunjuk Muhammad SAW sebagai Rasul.

Syarat Diterimanya Syahadat

Syarat Syahadat
Syarat Syahadat | Pixabay

Syarat syahadat merupakan suatu hal yang wajib ada dan selalu menyertainya. Jadi, syarat syahadat harus dipenuhi karena apabila syarat syahadat tidak dipenuhi dan ada maka syahadat tersebut tidak sempurna. Adapun syarat syahadat adalah sebagai berikut.

  1. Syarat Mengucapkan Asyhadu an La Ilaha Illa Allah (Syahadat Tauhid)

Seseorang yang akan mengucapkan syahadat Tauhid harus memilik syarat-syarat sebagai berikut.

  • Harus mengetahui atau berilmu, artinya seseorang yang akan mengucapkan kalimat syahadat tauhid harus memahami makna dari kalimat syahadat tersebut serta memahaminya baik dalam hati maupun lisan.

  • Harus yakin, maksudnya seseorang yang mengucapkan syahadat tauhid harus yakin akan makna dari syahadat tersebut dan jika dihatinya ada keraguan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah maka pengucapan dan persaksian tersebut akan tidak berguna dan sia-sia belaka.

  • Harus menerima, maksudnya seseorang yang mengucapkan kalimat syahadat tauhid harus menerima makna yang terkandung dalam kalimat syahadat tersebut serta menjalankan konsekuensinya. Artinya orang tersebut hanya menyembah Allah SWT dan beribadah hanya kepada Allah SWT.

  • Patuh, tunduk dan pasrah kepada makna kalimat syahadat, maksudnya ia harus menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT dan berpegang teguh kepada tali kebenaran.

  • Jujur, maksudnya seseorang yang mengucapkan kalimat syahadat tauhid harus jujur baik hati dan lisannya sehingga tidak ada dusta tentang keesaan Allah SWT.

  • Harus ikhlas, maksudnya seseorang yang mengucapkan kalimat syahadat harus ikhlas dengan cara membersihkan diri dari sikap syirik.

  • Harus memiliki rasa kecintaan, artinya seseorang yang mengucapkan kalimat syahadat harus memiliki rasa cinta dalam mengucapkannya dan memaknai isinya. Selain itu, orang yang bersyahadat harus mencintai orang-orang yang juga mengamalkannya.

  1. Syarat Mengucapkan wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah (Syahadat Rasul)

Setelah mengetahui syarat syahadat tauhid, tentunya juga harus mengetahui syarat mengucapkan syahadat rasul. Adapun syarat mengucapkan syahadat Rasul adalah sebagai berikut.

  • Mengakui dan meyakini baik di dalam hati maupun lisan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah rasul utusan Allah SWT.

  • Mengikrarkannya secara lisan wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah.

  • Mengamalkan semua ajaran kebenaran yang diajarkan Rasul serta meninggalkan semua kebatilan yang dilarang oleh Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul Allah SWT.

  • Membenarkan segala hal yang dikabarkan oleh Rasul baik yang sudah berlalu maupun yang akan datang.

  • Mencintai Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul utusan Allah SWT melebihi rasa cintanya kepada diri sendiri dan segala hal miliknya.

  • Mengamalkan dan mendahulukan apa yang disunnahkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul Allah SWT.

Artikel Terkait:  Perbedaan Nabi dan Rasul beserta Pengertian & Tugasnya

Hal-hal tersebut di atas merupakan syarat mengucapkan syahadat tauhid dan syahadat Rasul. Syarat-syarat tersebut harus ada agar kalimat syahadat yang diucapkan tidak sekadar ucapan belaka dan menjadi suatu hal yang sia-sia.

Rukun Syahadat

Rukun Syahadat
Rukun Syahadat | Pixabay

Selain syarat syahadat ada rukun yang harus dipahami oleh seseorang yang akan masuk Islam dan menganut agama Islam. Adapun rukun syahadat yang harus dipahami adalah sebagai berikut.

  1. Rukun Mengucapkan Asyhadu an La Ilaha Illa Allah (Syahadat Tauhid)

Rukun mengucapkan syahadat tauhid yang harus dipahami ada 2. Adapun kedua rukun tersebut adalah sebagai berikut.

  • Peniadaan (An-Nafyu), maksudnya segala hal yang membatalkan syirik dan mewajibkan kekafiran bagi segala bentuk yang disembah selain Allah SWT. Hal ini ditunjukkan dengan lafadz Laa Ilaha.

  • Penetapan (Al-Itsbat), maksudnya menetapkan hati dan perbuatan bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah SWT.

Kedua rukun syahadat tauhid ini disebut dalam ayat suci Al Qur’an terutama dalam Surat Al Baqarah ayat 256.

  1. Rukun Mengucapkan wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah (Syahadat Rasul)

Adapun rukun syahadat rasul yang terdapat dalam kalimat abduhu wa rasuluh, kalimat tersebut memiliki arti hamba dan utusan-Nya, maksudnya Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk memberi kabar atau pengumuman kepada manusia bahwa Nabi Muhammad SAW adalah hamba seperti manusia lainnya bukan Tuhan tetapi beliau adalah makhluk atau hamba yang paling sempurna untuk memberi petunjuk kepada umat manusia.

Pernyataan tersebut seperti yang tercantum dalam firman Allah SWT yang artinya:

Katakanlah (Wahai Muhammad) : Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu: “bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa”. Maka barang siapa yang mengharapkan pertemuan dengan Tuhannya hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia menyekutukan dengan sesuatu apa pun dalam beribadah kepada Tuhannya.”(QS. Al Kahfi:110).

Konsekuensi Syahadat

Konsekuensi Syahadat
Konsekuensi Syahadat | Pixabay

Mengucapkan kalimat syahadat tidak begitu saja diucapkan lalu selesai. Namun, ada konsekuensi dalam kalimat syahadat. Adapun konsekuensi syahadat adalah sebagai berikut.

  1. Konsekuensi Mengucapkan Asyhadu an La Ilaha Illa Allah (Syahadat Tauhid)

Konsekuensi mengucapkan Asyhadu an La Ilaha Illa Allah adalah seseorang harus meninggalkan beribadah kepada selain Allah SWT. Jadi, ia harus beribadah hanya kepada Allah SWT tanpa adanya syirik di dalam hatinya.

Namun, konsekuensi syahadat ini sulit dijalankan karena masih ada orang yang hanya berikrar mengucapkan syahadat tauhid tetapi melakukan pelanggaran. Mereka masih melakukan syirik dengan para makhluk, pepohonan, batu-batuan, kuburan dan makhluk lainnya selain Allah SWT. Bahkan ada juga yang mencibir kepada seseorang yang beribadah hanya kepada Allah SWT semata.

  1. Konsekuensi Mengucapkan wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah (Syahadat Rasul)

Konsekuensi mengucapkan wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah adalah seseorang harus membenarkan, meyakini, mentaati, mematuhi serta meninggalkan segala larangan yang dikabarkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai rasul utusan Allah SWT.

Selain itu, konsekuensi seseorang yang mengucapkan syahadat rasul adalah sebagai berikut.

  • Mengamalkan segala yang disunnahkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul utusan Allah SWT.

  • Meninggalkan segala hal yang dilarang oleh Rasul.

  • Mendahulukan segala hal yang disabdakan di atas pendapat manusia lainnya.

10 Pembatal Syahadat dan Dalilnya

10 Pembatal Syahadat dan Dalilnya
10 Pembatal Syahadat dan Dalilnya | Pixabay

Setelah kita mengetahui makna kalimat syahadat, syarat syahadat, rukun syahadat serta konsekuensi syahadat, rasanya perlu apa saja yang membatalkan syahadat.

Pada umumnya, banyak hal yang membatalkan syahadat namun yang utama ada 10 pembatal syahadat.

10 pembatal syahadat tersebut wajib diketahui oleh orang yang akan masuk Islam maupun yang telah menganut agama Islam. Nah, dalam penjelasan berikut akan dijelaskan 10 pembatal syahadat dan dalilnya yang perlu diketahui.

Adapun 10 pembatal syahadat dan dalilnya yang wajib Anda ketahui adalah sebagai berikut.

  1. Menyekutukan Allah SWT (Syirik)

Menyekutukan Allah SWT atau syirik merupakan pembatal syahadat. Menyekutukan Allah SWT yang dimaksudkan adalah beribadah kepada selain Allah SWT, seperti hal-hal berikut.

  • Berdoa kepada selain Allah SWT.

  • Memohon syafa’at kepada selain Allah SWT.

  • Melakukan tawakal kepada selain Allah SWT.

  • Beristighatsah yang ditujukan kepada selain Allah SWT.

  • Melakukan nadzar kepada selain Allah SWT.

  • Menyembelih hewan yang dtujukan kepada selain Allah SWT.

Artikel Terkait:  Surah Az Zariyat Ayat 56, Isi dan Kandungannya Lengkap

Contoh dari tindakan tersebut adalah menyembelih untuk penghuni kubur atau jin dan meyakini bahwa nantinya sesembahan tersebut dapat menolong mereka dalam usaha menolak bahaya dan memberikan keberuntungan.

Adapun dalil yang membenarkan menyekutukan Allah SWT merupakan pembatal syahadat terdapat dalam ayat suci Al Quran, Surat An Nisaa ayat 48 yang artinya berbunyi:

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa karena menyekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain syirik itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar ”. (QS. An-Nisaa: 48).

  1. Membuat Perantara antara Dia dengan Allah SWT

Pembatal syahadat yang kedua adalah seseorang yang membuat perantara antara dia dengan Allah SWT, seperti ia berdoa kepada selain Allah SWT, memohon syafa’at kepada selain Allah SWT serta bertawakal kepada selain Allah SWT. Hal tersebut menjadi pembatal syahadat karena perbuatan tersebut termasuk dalam amalan kekufuran.

Adapun dalil yang menyatakan bahwa membuat perantara antara dirinya dengan Allah SWT merupakan pembatal syahadat adalah ayat suci Al Quran Surat Al Israa ayat 56 – 57, yang berbunyi sebagai berikut.

Artinya: Katakanlah (Muhammad), “panggilah mereka yang kamu anggap (Tuhan) selain Allah, mereka tidak kuasa untuk menghilangkan bahaya darimu dan tidak pula mampu mengubahnya. (QS. Al Israa:56).

Artinya: Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah). Mereka mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya. Sungguh azab Tuhanmu itu sesuatu yang (harus) ditakuti. (QS. Al Israa:57).

  1. Tidak Mengkafirkan Orang-Orang yang Musyrik

Pembatal syahadat yang ketiga adalah seseorang yang tidak mengkafirkan orang-orang yang musyrik, seperti: orang-orang kafir dari Yahudi, Nasrani, Majusi maupun orang-orang atheis (mulhid).

Selain itu, seseorang yang tidak mengkafirkan orang-orang yang kufur serta orang-orang yang meragukan kekufuran dan membenarkan pendapat orang-orang yang kafir. Adapun dalil yang menguatkannya adalah ayat suci Al Quran Surat Ali Imran ayat 19, yang artinya sebagai berikut.

Sesungguhnya agama di sis Allah iala Islam, Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barang siapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.”(QS. Ali Imran: 19).

  1. Meyakini bahwa Ada Petunjuk yang Lebih Sempurna dari Sunnah Nabi Muhammad SAW

Seseorang yang meyakini bahwa ada petunjuk yang lebih sempurna dari Sunnah Nabi Muhammad SAW sebagai rasul Allah SWT, yaitu orang yang memiliki keyakinan lebih bahwa ada petunjuk yang lebih sempurna dibandingkan petunjuk dari Nabi Muhammad SAW sebagai rasul utusan Allah SWT merupakan salah satu pembatal syahadat. Adapun pembatal syahadat lainnya yang berkaitan dengan hal tersebut adalah sebagai berikut.

  • Orang yang lebih memilih menggunakan hukum thaghut dalam menjalankan kehidupannya.

  • Orang-orang yang meyakini peraturan dan undang-undang yang dibuat manusia lebih utama dibandingkan dengan syariat Islam. Bisa juga orang yang mempunyai keyakinan bahwa syariat Islam tidak tepat diterapkan untuk mengatur kehidupan dunia saat ini.

Adapun dalil yang menguatkan meyakini bahwa ada petunjuk yang lebih sempurna dari Sunnah Nabi Muhammad SAW sebagai rasul Allah SWT merupakan pembatal syahadat adalah ayat suci Al Quran Surat Al Maa’idah ayat 44 dan ayat 50. Arti Surat Al Maa’idah ayat 44 dan ayat 50 tersebut adalah sebagai berikut.

Arti Surat Al Maa’idah ayat 44

Sungguh, Kami yang menurunkan Kitab Taurat, di dalamnya ada petunjuk dan cahaya. Yang dengan Kitab itu para nabi yang berserah diri kepada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, tetapi takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku, dengan harga murah. Barang siapa tidak memutuskan dengan apa diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir.” (QS. Al Maa’idah: 44).

Arti Surat Al Maa’idah ayat 50

Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? Hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang meyakini agamanya? (QS. Al Maa’idah: 50).

  1. Membenci Perkara yang Diberikan Oleh Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul utusan Allah SWT

Pembatal syahadat lainnya adalah membenci perkara yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul utusan Allah SWT. Jadi, seseorang yang tidak senang dengan perkara yang dibawa oleh Nabi Muhammad dianggap telah membatalkan syahadat.

Adapun dalil yang menguatkan pernyataan tersebut adalah ayat suci Al Quran Surat Muhammad ayat 8 – 9 yang artinya berbunyi sebagai berikut.

Dan orang-orang yang kafir, maka celakalah mereka dan Allah menghapus segala amalnya. Yang demikian itu karena mereka membenci apa (Al Quran) yang diturunkan Allah, maka Allah menghapus segala amal mereka. (QS. Muhammad: 8 – 9).”

  1. Menghina Islam

Hal yang membatalkan syahadat berikutnya adalah menghina Islam. Nah, bagi orang-orang yang suka mengolok-olokkan dan menghina Allah SWT dan Rasul-Nya, Malaikat-Nya, agama Islam, kitab suci Al Quran, para ulama dan ilmu yang mereka miliki merupakan salah satu pembatal syahadat. Adapun pembatal syahadat lainnya yang berkenaan dengan hal tersebut adalah sebagai berikut.

  • Menghina dan mengolok-olokkan syiar Islam.

  • Menghina shalat yang dijalankan orang Islam.

  • Menghina anjuran untuk berzakat dan puasa dan ajaran Islam lainnya.

  • Menghina pelaksanaan ibadah haji dan thawaf di Ka’bah.

  • Menghina masjid dan suara azan.

  • Menghina dan mengolok-olokkan orang yang memelihara jenggot atau orang yang menjalankan sunnah Nabi lainnya.

Artikel Terkait:  Materi Kultum Singkat Yang Menarik Bagi Pendengar

Dalil yang mengkuatkan bahwa menghina Islam adalah salah satu pembatal syahadat adalah ayat suci Al Quran Surat At Taubah ayat 65 – 66. Adapun arti dari Surat At Taubah ayat 65 – 66 adalah sebagai berikut.

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, niscaya mereka akan menjawab: “sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “mengapa kepada Allah, dan ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya kami selalu berolok-olok?” Tidak perlu kamu meminta maaf, karena kamu telah kafir setelah beriman. Jika Kami memaafkan sebagian dari kamu (karena telah taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.” (QS. At Taubah:65-66).

  1. Melakukan Praktik Sihir

Salah satu yang dapat membatalkan syahadat adalah orang yang telah mengucapkan kalimat syahadat lalu ia melakukan praktik sihir, seperti pelet, tenun, santet dan praktik sihir lainnya.

Adapun dalil yang menguatkan hal tersebut adalah sebagai berikut.

  • Surat Al Baqarah ayat 102 yang artinya berbunyi:

Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa Kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kafir tetapi setan-setan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia, yaitu Harut dan Marut. Padahal, keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan “Sesungguhnya kami hanyalah cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kafir.” Maka mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami) dengan istrinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Dan sungguh, mereka sudah tahu, barang siapa membeli (menggunakan sihir) itu, niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat. Dan sungguh, sangatlah buruk perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir, sekiranya mereka tahu. “(QS. Al Baqarah: 102).

  • Sabda Rasulullah dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu yang artinya berbunyi:

Sesungguhnya jampi, jimat dan tiwalah atau pelet merupakan perbuatan syirik.”

  1. Memberikan Bantuan kepada Orang Kafir dalam Rangka Memerangi Kaum Muslimin

Bagi seseorang yang telah mengucapkan kalimat syahadat dan setelah itu, ia memberikan bantuan kepada orang kafir untuk memerangi kaum muslimin maka ia dianggap telah membatalkan syahadat yang telah diucapkannya. Adapun dalil yang menguatkan hal tersebut adalah ayat suci Al Quran Surat Al Maa-idah ayat 51 yang artinya berbunyi.

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setiamu, mereka satu sama lain saling melindungi. Barang siapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al Maa-idah:51).

  1. Memiliki Keyakinan bahwa Manusia Dapat Bebas Keluar dari Syariat Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul utusan Allah SWT

Pembatal syahadat lainnya adalah memiliki keyakinan bahwa manusia dapat bebas keluar dari syariat Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul utusan Allah SWT. Hal tersebut sama halnya dengan yang dilakukan orang-orang sufi dimana mereka yakin bahwa orang yang telah mencapai derajat makrifat atau kasyf maka mereka tidak berkewajiban lagi untuk menjalankan syariat Islam.

Selain itu, orang-orang sufi juga beranggapan hanya orang-orang yang telah bersyahadat dan awamlah yang wajib menjalankan syariat Islam dengan sungguh-sungguh. Hal tersebut merupakan perbuatan yang kafir dan dilarang oleh Allah SWT seperti dalam firman Allah Surat Saba’ ayat 28, yang artinya berbunyi sebagai berikut.

Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan kepada semua umat manusia sebagai pemberi berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Surat Saba’: 28).

  1. Berpaling dari Agama Allah SWT

Pembatal syahadat yang terakhir adalah berpaling dari agama Allah SWT yaitu orang-orang yang tidak lagi mempelajari pokok-pokok ajaran agama Allah SWT. Adapun dalil yang menguatkan pernyataan tersebut adalah Firman Allah SWT Surat Al Ahqaaf ayat 3 dan Surat As Sajdah ayat 22.

  • Surat Al Ahqaaf ayat 3

Artinya: Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Namun orang-orang yang kafir berpaling dari peringatan yang diberikan kepada mereka.(QS.Al Ahqaaf: 3).

  • Surat As Sajdah ayat 22

Artinya: Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian dia berpaling darinya? Sungguh, Kami akan memberikan balasan kepada orang-orang yang berdosa. (QS. As.Sajdah:22)

Penjelasan tersebut di atas merupakan 10 pembatal syahadat dan dalilnya. Oleh karenanya, kita sebagai umat muslim yang telah bersyahadat harus menjalankan segala perintah Allah SWT dan Rasul-Nya serta menjalankan apa yang disunnahkan Rasul-Nya serta tidak melakukan yang dilarang oleh Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul utusan Allah SWT.

Semoga artikel 10 pembatal syahadat ini dapat memberi manfaat bagi kita semua dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT dan mendapatkan rahmat serta syafa’at-Nya. Aamiin.

Share This Article