Pada hakikatnya, penciptaan manusia di dunia ini semata-mata adalah untuk beribadah kepada Allah. Hal ini sesuai dengan ayat Al Quran Surat Adz-Dzariyat ayat 56, yang artinya “Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi (beribadah) kepada-Ku”.
Ibadah menjadi hal yang mutlak dalam agama, yang intinya adalah keyakinan akan adanya dzat yang berkuasa di atas alam ini dan kerinduan manusia untuk mengagungkan serta berhubungan dengan-Nya. Hal tersebut melahirkan adanya berbagai macam bentuk pengabdian, pemujaan, dan ibadah.
Di dalam agama Islam, beribadah dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dengan satu tujuan, yaitu meraih ridho Allah Subhanahu Wata’ala. Macam-macam ibadah dapat dikelompokkan berdasarkan ruang lingkupnya, bentuk, sifat dan fasilitasnya.
Macam-Macam Ibadah Berdasarkan Ruang Lingkupnya
Berdasarkan ruang lingkupnya, ibadah dalam islam terbagi menjadi dua, yaitu ibadah madhah dan ghoiru mahdah yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
-
Ibadah Mahdah
Ibadah mahdah, bisa disebut juga ibadah khusus, yaitu ibadah yang telah ditetapkan ketentuan, tata cara, dan perinciannya oleh Allah. Hal tersebut dijelaskan melalui penjelasan yang telah terdapat di dalam Al Quran dan Hadist.
Penambahan atau pengurangan dari ketentuan yang telah ditetapkan tersebut dinamakan bid’ah yang berakibat pada batalnya ibadah yang dilakukan. Jenis ibadah yang termasuk ibadah mahdah adalah wudhu, tayamum, mandi besar, solat, puasa, haji dan umroh.
Ibadah mahdah memiliki empat prinsip, yaitu keberadaannya harus berdasarkan dalil perintah dalam Al Quran maupun As-Sunnah, tata caranya harus sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah, bersifat di atas jangkauan akal, dan azasnya adalah taat.
Karena ibadah mahdah ini sudah ditentukan dan diatur oleh Allah dan Rasul-nya, manusia tidak boleh menambahkan atau mengurangi ibadah-ibadah yang sudah jelas dalilnya tersebut. Ibadah mahdah mengandung hubungan dengan Allah (hablumminallah) semata. Ibadah ini dilakukan semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah.
-
Ibadah Ghoiru Mahdah
Ibadah ghoiru mahdah, atau bisa disebut juga ibadah umum, yaitu semua perbuatan yang diizinkan oleh Allah dan mendatangkan kebaikan serta dilaksanakan dengan niat yang ikhlas karena Allah.
Ibadah ini dilakukan tidak hanya menyangkut hubungan dengan Allah, tetapi juga berkaitan dengan sesama manusia dan lingkungannya. Ibadah ini memiliki bentuk yang umum sekali, yaitu berupa aktivitas kaum muslimin yang halal dan didasari dengan niat mencari ridho Allah.
Ibadah yang termasuk ibadah ghoiru mahdah, yaitu belajar, dzikir, tolong menolong, dan lain sebagainya. Adapun ibadah ghoiru mahdah ini juga memiliki empat prinsip, yaitu keberadaannya didasarkan pada tidak adanya dalil yang melarang, dalam pelaksanaannya boleh tidak sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah, bersifat rasional, dan azasnya manfaat.
Penggunaan istilah ibadah mahdah dan ghoiru mahdah tidak dimaksudkan untuk memisahkan kedua bidang tersebut, melainkan dalam pelaksanaannya dilakukan secara beriringan.
Misalnya manusia melakukan sholat, puasa dan ibadah wajib lainnya disertai dengan perbuatan amal sholeh seperti bersedekah, saling tolong menolong, dan lain sebagainya.
Macam-Macam Ibadah Berdasarkan Bentuk dan Sifatnya
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, ibadah dapat dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu dapat dijelaskan sebagai berikut.
- Ibadah yang berupa perkataan atau ucapan, seperti dzikir, berdoa, membaca Al Quran, mendoakan kebaikan untuk orang lain, khutbah, dan lain sebagainya.
- Ibadah perbuatan yang hanya dijelaskan bentuknya tetapi tidak terikat sifatnya, seperti saling tolong menolong, berjihad di jalan Allah, memandikan jenazah, membela diri dari gangguan, dan mandi wajib.
- Ibadah yang bentuk dan sifatnya telah ditentukan dan tidak dapat dirubah-rubah lagi, misalnya solat, zakat, puasa, dan haji bagi yang mampu.
- Ibadah berupa menahan diri dari suatu pekerjaan, misalnya ketika puasa harus menahan diri dari makan dan minum serta hal-hal yang dapat membatalkan puasa.
- Ibadah yang sifatnya menggugurkan hak, misalnya membebaskan orang yang berhutang, dan memaafkan orang lain.
Macam-Macam Ibadah Berdasarkan Fasilitasnya
Berdasarkan fasilitas untuk mewujudkannya, ibadah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu dijelaskan sebagai berikut.
- Ibadah badaniyyah ruhiyah, yaitu ibadah yang melibatkan fisik dan hati seperti solat dan puasa.
- Ibadah maliyyah, dimana untuk mewujudkannya dibutuhkan pengeluaran harta benda, seperti zakat.
- Ibadah badaniyyah ruhiyyah maliyyah, ibadah yang melibatkan fisik, hati, dan harta dalam mewujudkannya seperti haji
Selain ibadah yang telah disebutkan tersebut, dalam keterangan lain seperti yang terdapat dalam kitab Kaasyifah As-Sajaasarah Safina an-Naja Fii Usul Al-diin menjelaskan bahwa ibadah terbagi menjadi dua, yakni :
- Ibadah badaniyah zohiroh, yaitu ibadah fisik yang dilakukan dengan anggota tubuh. Misalnya sholat, puasa, haji, dan zakat
- Ibadah badaniyah qolbiyah, yaitu ibadah hati yang dilakukan dengan penuh keyakinan, seperti tawakal, sabar, iman, rido dengan qodho’ dan qadar Allah, taubat, dan rasa cinta kepada Allah. Ibadah inilah yang merupakan ibadah paling utama karena ibadah seseorang tidak akan diterima tanpa disertai dengan adanya keimanan.
Nabi Muhammad SAW juga berwasiat kepada umatnya untuk mengerjakan ibadah wajib dan sunnah. Tertulis di dalam banyak hadis bahwa beliau adalah orang yang paling tekun dan rajin mengerjakan ibadah sunnah.
Hingga suatu ketika beliau khawatir apabila umatnya mengira bahwa ibadah yang dilakukan tersebut dianggap sebagai sebuah kewajiban. Akan tetapi, sebagai bentuk kearifan dan kebijaksanaannya, beliau tidak mau terlalu membebani umatnya karena beliau paham betul mengenai kondisi umatnya.
Dalam suatu kisah, beliau juga pernah menegur seorang sahabat lantaran beribadah secara berlebihan sehingga menyiksa dirinya sendiri, misalnya puasa sepanjang hari. Oleh karena itu, Nabi Muhammad mewasiatkan tiga ibadah sunah yang ringan dan mudah dikerjakan, yaitu solat witir sebelum tidur, puasa sunnah tiga hari di setiap bulan, dan solat dhuha untuk dikerjakan secara rutin (Ferdiansyah, 2017).
Pada dasarnya, semua bentuk ibadah harus memiliki dasar apabila ingin melaksanakannya sesuai dengan tuntunan dari Allah maupun Rasul-Nya. Supaya ibadah-ibadah tersebut bisa diterima dan diridhoi oleh Allah, maka perlu disyaratkan dengan benar, yaitu dengan ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Rosul.
Hendaklah dalam melakukan ibadah yang dikerjakan itu bukan karena mengharap pemberian dari Allah, bukan pula karena ingin dilihat oleh manusia, melainkan semata-mata mengaharapkan ridho Allah.
Hikmah Ibadah yang Sangat Agung
Pada dasarnya, ibadah dilakukan untuk memenuhi perintah Allah dan wujud dari rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah kepada hambanya. Karena itu, ibadah tidak mesti memberikan hasil dan manfaat kepada manusia yang bersifat material serta tidak mudah pula untuk mengetahui hikmah ibadah melalui kemampuan akal yang terbatas.
Salah satu hikmah dalam melaksanakan ibadah yang dapat kita peroleh, yaitu untuk menyembuhkan hati sebagaimana obat untuk menyembuhkan badan yang sakit. Misalnya, ketika seseorang sedang resah dan gelisah, dengan melaksanakan sholat secara khusyu’ akan dapat menyembuhkan keresahan dan kegelisahan tersebut.
Selain itu, sebuah penelitian menunjukkan bahwa, sujud dalam solat dapat mengurangi resiko terserang gangguan jiwa karena dengan solat dapat menciptakan ketenangan jiwa dan kenyamanan bagi seluruh anggota tubuh (Habibi dan Hasbi, 2015).
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, dapat diketahui bahwa ibadah merupakan bentuk pangabdian seorang hamba kepada tuhannya dengan tujuan semata untuk meraih ridho-Nya serta hikmah dalam melakukannya adalah untuk mendapatkan ketenangan jiwa.
Macam-macam ibadah yang dapat dilakukan dapat berupa ibadah fisik dan ibadah hati dengan ikhlas dan sesuai tuntunan Rasululloh. Oleh karena itu, supaya menjadi umat yang dibanggakan kelak di hari akhir, kita perlu memaksimalkan ibadah kita dengan niatan meraih ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Referensi
Al-Bugis, E. Konsep Ibadah Dalam Al-Qur’an Kajian Surat Al-Fatihah Ayat 1 7. repository.uinjkt.ac.id. Diunduh pada 17 Desember 2018.
Ferdiansyah, H. 2017. Tiga macam ibadah yang diwasiatkan Rosululloh. https://islami.co/tiga-macam-ibadah-yang-diwasiatkan-rasulullah/. Diunduh pada 17 Desember 2018.
Habibi, A. A., & Hasbi, A. (2015). Kesehatan spiritual dan ibadah shalat dalam perspektif ilmu dan teknologi kedokteran. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39519/1 /AHMAD%20AZWAR%20HABIBI-FKIK.pdf. Diunduh pada 17 Desember 2018.