Apabila mendengar kata ibadah, secara umum, pasti orang akan mengarah kalau itu adalah sholat. Hal tersebut mungkin saja terjadi karena memang mayoritas masyarakat di Indonesia adalah muslim. Salah satu ibadah wajib yang harus dilakukan oleh seorang muslim adalah sholat, disamping ada puasa, zakat, dan haji bagi yang mampu. Karena itulah, ibadah sholat menjadi umum di kalangan masyarakat. Di dalam Al Quran surat Az-Dzariyat, ayat 56, Allah bersabda “Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”. Tentu disini tidak hanya tentang sholat melainkan lebih luas dari pada itu.
Pengertian Ibadah
Ibadah sendiri memiliki arti yang luas. Istilah ini juga tidak hanya dipakai oleh muslim saja tetapi juga orang yang beragama lainnya. Secara bahasa, memiliki makna merendahkan diri serta tunduk. Asal kata ibadah, yaitu “ ’abada ”, dari bahasa arab, yang artinya merendahkan diri dan tunduk. Secara harfiah, maknanya adalah pengabdian. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, juga memiliki arti perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari dengan ketaatan dalam menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Pengertian secara detail dapat yaitu ketaatan kepada Allah dengan melaksanakan dan menjalankan perintahNya melalui lisan para Rosul-Nya dengan merendahkan diri kepada Allah Azza wa jalla disertai rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi. Mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhoi Allah Azza wa jalla baik berupa ucapan atau perbuatan yang zahir maupun yang batin.
Ibnu Qayyim, dalam Al Fawaid (hal. 183), menyatakan bahwa kecintaan disertai ketundukan, itulah ibadah, yang menjadi tujuan Allah menciptakan makhluk. Hakekat ketundukan adalah puncak kecintaan disertai merendahkan diri yang hanya ditunjukkan kepada Allah. Ibnu Taimiyah, dalam Al ‘Ubudiyah (Maktabah Darul Balahg), menjelaskan ibadah sebagai suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, baik berupa perkataan atau perbuatan yang nampak dan tersembunyi. Menurut Hasbie As-shiddieqy, dalam kuliah ibadahnya, penjelasan mengenai pengertiannya dibagi berdasarkan pendapat ulama tauhid, akhlak, tasawuf, fiqih, dan jumhur ulama. Menurut ulama tauhid, ibadah merupakan pengesaan dan pengagungan kepada Allah dengan segala kepatuhan dan kerendahan diri kepadaNya. Menurut ulama akhlak, dapat didefinisikan sebagai pengamalan segala kepatuhan kepada Allah secara badaniah dengan menegakkan syaria’ahNya. Menurut ulama tasawuf, adalah perbuatan seorang mukallaf yang berlawanan dengan hawa nafsunya dalam rangka mengagungkan tuhan-Nya. Sedangkan menurut ulama fiqih, merupakan segala kepatuhan yang dikerjakan untuk mencapai ridha Allah dan mengharap pahala-Nya di akhirat. Jumhur ulama akhirnya berpendapat bahwa ibadah adalah segala sesuatu yang disukai dan diridhai Allah, baik berupa perkataan ataupun perbuatan secara terang-terangan ataupun diam-diam.
Pengertian Ibadah Secara Umum
Berdasarkan pengertian tersebut, secara umum ialah segala perbuatan yang diniatkan untuk mendapat ridho Allah, Tuhan pencipta alam ini. Tentunya perbuatan tersebut adalah perbuatan yang dapat memberikan manfaat dan maslahat kepada banyak orang sekaligus termasuk perintah yang terdapat dalam Al Qur’an dan Hadis. Menurut Yusuf Al-Qardawi, kegiatan yang dapat dinilai ibadah disisi Allah, yaitu perbuatan yang tidak bertentangan dengan syariat islam, perbuatan yang dilandasi dengan niat suci dan ikhlas, dalam melakukan perbuatan tersebut harus memiliki ketangguhan hati dan percaya diri bahwa yang dilakukan akan menunjang dan membawa kebaikan, serta perbuatan tersebut tidak menjadi penghalang untuk melakukan perbuatan wajib yang disyariatkan dalam agama.
Pengertian Ibadah Secara Khusus
Selanjutnya, pengertian secara khusus ialah suatu ibadah yang sudah ditetapkan oleh Allah dengan adanya syarat, peraturan, tertib, dan sah batalnya. Dalam islam, ibadah khusus ini ada yang sifatnya wajib dan sunah. Ibadah khusus yang bersifat wajib seperti solat, zakat, puasa, dan haji bagi yang mampu, lebih tepatnya yang terdapat pada rukun islam. Sedangkan ibadah khusus yang bersifat sunah meliputi berdoa, berdzikir, membaca Al Quran, dan sebagainya. Akan tetapi, ibadah khusus ini dapat dinilai bukan sebagai ibadah apabila terdapat niat duniawi di dalam hati, misalnya karena ingin dipuji dan lain sebagainya.
Kesimpulan
Dari uraian tersebut, ibadah dapat dikaitkan dengan hablumminallah (hubungan manusia dengan Allah) dan habluminannas (hubungan manusia dengan manusia). Hablumminallah dapat dijalin dengan melakukan ibadah khusus yang disertai niat yang penuh ketundukan dan kerendahan hati untuk mencapai ridho Allah. Hablumminannas dapat ditunjukkan dengan selalu berbuat baik kepada sesama manusia, saling membantu dalam kebaikan, saling menghormati, dan sebagainya yang dapat memberikan manfaat kepada sesama manusia.
Artikel Terkait Dengan Ibadah
Berikut beberapa artikel yang membahas masalah ibadah
[display-posts category=”ibadah” posts_per_page=”50″]